Minggu, 08 Januari 2012

Anatomi tubuh manusia


              Anatomi tubuh manusia

Anatomi tubuh manusia atau antropotomi ialah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia, sedangkan jaringan dipelajari di histologi dan sel di sitologi. Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan, yang terdiri atas sel.

Sistem tubuh manusia
o Sistem kardiovaskular: memompa darah ke seluruh tubuh
o Sistem pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut, perut, dan usus
o Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon
o Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan       penyakit
o Sistem integumen: kulit, rambut
o Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran   darah
o Sistem otot: menggerakkan tubuh
 o Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf
 o Sistem reproduksi: organ seks
 o Sistem pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru
 o Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang
Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin
Diagram anatomi manusia
Human body features-nb.svg
Diagram anatomi manusia
1. Kepala
2. Wajah:Dahi, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Lidah, Gigi, Rahang, Pipi, Dagu
3. Leher, Tenggorokan, Jakun
4. Bahu
5. Dada, Buah dada, Tulang rusuk
6. Pusar
7. Perut, Pinggul
8. Organ seks
9. Penis/Skrotum atau Klitoris/Vagina
o  Kaki:
10. Paha
11. Lutut
12. Betis, tulang kering
13. Pergelangan kaki
14. Telapak kaki, Tumit, Jari kaki
o Tangan:
15. Lengan
16. Siku/sikut
17. Pergelangan tangan
18. Telapak tangan, Jari tangan (Ibu jari, telunjuk, tengah, manis, kelingking
o Tidak bernomor: Tulang belakang, Kulit, Rektum, Anus, Pantat
Organ dalam
Nama-nama umum organ dalam (secara alfabetis) :
Adrenalin – Appendiks – Duodenum – Esofagus – Ginjal – Hati – Jantung – Kandung empedu – Kandung kemih – Kulit – Kunci paha – Limpa – Mata – Otak – Ovarium – Pankreas – Paratiroid – Paru-paru – Lambung – Pituitari – Prostat – Rahim – Thymus – Tiroid – Usus – Vena – Zakar
Anatomi otak
Amygdala — Batang otak — Cerebellum — Korteks serebral — Hipotalamus — Sistem limbik — medulla — otak tengah — Kelenjar pituitari — pons

SISTEM PENCERNAAN


SISTEM PENCERNAAN
Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek yang penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada system gastrointestinal dan system tubuh lainnya.



Diagram sistem pencernaan

1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bawah rahang)
4. Sublingualis (bawah lidah)
5. Rongga mulut
6. Tekak / Faring
7. Lidah
8. Kerongkongan / Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. Usus dua belas jari (duodenum)
15. Saluran empedu
16. Usus besar / Kolon
17. Kolon datar (transverse)
18. Kolon naik (ascending)
19. Kolon turun (descending)
20. Usus kecil (ileum)
21. Sekum
22. Umbai cacing
23. Poros usus / Rektum
24. Anus
Saluran gastrointestinal merupakan serangkaian organ muscular berongga yang dilapisi oleh membrane mukosa. Saluran pencernaan juga merupakan sebuah tabung berlekuk melintang sepanjang sekitar 7 m, tempat lewat makanan saat makanan terurai. Jalur pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan (pharynx), oesophagus, lambung, usus-halus dan usus-besar, rektum, serta anus. Organ pencernaan yang terkait, mencakup tiga pasang kelenjar ludah, hati, pankreas, serta empedu. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.Tujuan kerja organ ini adalah mengabsorpsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, serta menyediakan tempat penyimpanan feses sementara. Saluran GI mengabsorpsi cairan dalam jumlah besar sehingga fungsi utama system GI adalah membuat keseimbangan cairan. Selain menelan cairan dan makanan, saluran GI juga menerima banyak sekresi dari organ-organ, seperti kandung empedu dan pangkreas.
Fungsi sistem pencernaan
a. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
b.Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan (menelan).
c.Peristalsis adalah gelombang kontaksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
d. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
e. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh.
f. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
1. Mulut
Proses pencernaan dimulai dari mulut. Rongga vestibulum (bukal) terletak di antara gigi dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah dan orofaring di bagian belakang. Gigi mengunyah makanan, memecahkannya menjadi berukuran yang dapat di telan. Sekresi saliva mengandung enzim yang mengawali pencernaan unsur-unsur makanan tertentu. Saliva mencairkan dan melunakkan bolus makanan di dalam mulut sehingga lebih mudah di telan.
Proses menelan
Proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan dari faring menuju esofagus. Aksi penelanan meliputi tiga fase :
1) Fase volunter
Lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan bolus ke arah orofaring.
2) Fase faring
Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impuls ke pusat menelan dalam medula dan batang otak bagian bawah. Refleks yang terjadi adalah penutupan semua lubang kecuali esofagus sehingga makanan bisa masuk.
3) Fase esofagus
Sfingter esofagus bawah, suatu area sempit otot polos pada ujung bawah esofagus dalam kontraksi tonus yang konstan, berelaksasi setelah melakukan gelombang peristaltik dan memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung. Sfingter kemudian berkontriksi untuk mencegah regurgitasi (refluks) isi lambung ke dalam esofagus.
2. Esophagus
Esofagus merupakan suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 2 cm, yang terbentang dan hipofaring hingga kardia lamburig. Esofagus terletak di posterior jantung dari trakea, di anterior vertebra, dan menembus hiatus diafragma tepat di anterior aorta. Esofagus terutama berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung. Begitu makanan memasuki bagian atas esofagus, makanan berjalan melalui sfingter esofagus bagian atas, yang merupakan otot sirkular, yang mencegah udara memasuki esofagus dan makanan mengalami refluks (bergerak ke belakang) kembali ke tenggorokan. Makanan di dorong dengan gerakan peristaltik lambat yang dihasilkan oleh kontraksi involunter dan relaksasi otot halus secara bergantian. Pada saat bagian esofagus berkontraksi diatas bolus makanan, otot-otot sirkular dibawah bolus berelaksasi. Kontraksi-relaksasi otot halus yang saling bergantian ini mendorong makanan menuju gelomnbang berikutnya.
3. Lambung
Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara mekanik dan kimiawi untuk pencernaan dan absorpsi. Lambung mensekresi HCl, mukus, enzim pepsi, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman lambung dan keseimbangan asam dalam tubuh. Setiap molekul HCl yang disekresi di lambung, sebuah molekul bicarbonat memasuki plasma darah. HCl membantu pencampuran dan pemecahan makanan di lambung, mukus melindungi mukosa lambung dari keasaman dan aktivitas enzim. Pepsin mencerna protein, walaupun tidak banyak pencernaan yagn terjadi di lambung. Faktor intrinsik merupakan komponen penting yagn dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12 di usus dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan anemia. Sebelum makanan meninggalkan lambung ia diubah menjadi bahan yang semifluid yagn disebut CHYME.Chyme lebih mudah dicerna dan diabsorpsi daripada makanan yang padat.klien yang sebagian lambungnya hilang atau menderita gastritis mempunyai masalah pencernaan yang serius karena makanan tidak diubah menjadi chyme. Makanan memasuki usus halus sebelum dipecah menjadi makanan yang benar-benar semifluid.

4. Usus Halus
Selama proses pencernaan chyme meninggalkan lambung dan memasuki usus halus. Usus halus merupakan suatu saluran yagn diameternya 2,5 cm dan panjangnya 6 m yang terdiri dari 3 bagian : duodenum, jejenum, ileum. Chyme tercampur dengan enzim pencernaan (seperti empedu dan amilase) ketika berjalan melewati usus halus. Segmentasi (berganti-gantinya kontraksi dan relaksasi dari otot polos) mengaduk chyme untuk selanjutnya memecah makanan untuk dicerna ketika chyme diaduk, gerakan peristaltik berhenti sementara agar absorpsi terjadi. Chyme berjalan dengan lambat di saluran cerna untuk doabsorpsi. Banyak makanan dan elektrolit yang diabsorpsi di usus halus. Enzim dari pankreas (amilase) dan empedu dari kandung empedu. Usus memecah lemak, protein dan karbohidrat menjadi elemen-elemen dasar. Hampir seluruh makanan diabsorpsi oleh duodenum dan jejenum. Ileum mengabsorpsi beberapa vitamin, zat besi dan garam empedu. Jika fungsinya terganggu, proses pencernaan berubah secara drastis. Contoh : inflamasi, bedah caesar,atau obstruksi dapat mengganggu peristaltik, mengurangi ares absorpsi, atau memblok jalan chyme.
5. Usus Besar
Diameternya lebih besar dari usus halus. Bagaimanapun panjangnya antara 1,5-1,8 cm adalah lebih pendek. Usus besar terbagi atas caecum, kolon, dan rektum. Ini adalah organ penting dari eliminasi b.a.b.
CAECUM
Chyme yang diabsorpsi memasuki usus besar pada caecum melalui katup ileocecal, dimana lapisan otot sirkular mencegah regurgitasi (makanan kembali ke usus halus).
KOLON
Chyme yang halus ketika memasuki kolon volume airnya berkurang. Kolon terdiri dari ascending, transverse, descending, & sigmoid. Kolon mempunyai 4 fungsi : absorpsi, proteksi, sekresi, dan eliminasi. Sejumlah besar air dan sejumlah natrium dan clorida diabsorpsi setiap hati. Ketika makanan berjalan melalui kolon, terjadi kontraksi HAUSTRAL. Ini sama dengan kontraksi segmental dari usus halus, tetapi lebih lama hingga mencapai 5 manit.kontraksi menghasilkan pundi-pundi besar di dinding kolon yang merupakan area untuk absorpsi. Air dapat diabsorpsi oleh kolon dalam 24jam, rata-rata 55mEq dari natrium dan 23mEq dari klorida diabsorpsi setiap hari. sejumlah air yagn diamsorpsi dari chyme tergantung dari kecepatan pergerakan kolon. Chyme biasanya lembut, berbentuk massa. Jika kecepatan kontraksi peristaltik cepat (abnormal) berarti ada kekurangan waktu untuk mengabsorpsi air dan feses menjadi encer. Jika kontraksi peristaltik lambat, banyak air yang diabsorpsi dan terbentuk feses yang keras sehingga menyebabkan konstipasi. Kolon memproteksi dirinya sendiri dengan mengeluarkan sejumlah mucous. Mucous biasanya bersih sampai buram dengan konsistensi berserabut. Mucous melumasi kolon, mencegah trauma pada dinding dalam. Pelumas adalah sesuatu yagn penting di dekat distal dari kolon dimana bagiannya menjadi kering dan keras. Fungsi sekresi dari kolon membantu dalam keseimbanan elektrolit. Bicarbonat disekresi untuk pertukaran clorida. Sekitar 4-9 mEq natrium dikeluarkan setiap hari oleh usus besar. Berubahnya fungsi kolon dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Akhirnya kolon memindahkan sisa produk dan gas (flatus). Flatus dihasilkan dari tertelannya udara, difusi gas dari pembuluh darah ke usus dan kerja bakteri pada karbohidrat yang tidak bisa diserap. Fermenrasi dari karbohidrat (seperti kol dan bawang) menghasilkan gas pada usus yang dapat merangsang peristaltik. Orang dewasa biasanya membentuk 400-700 ml flatus setiap hari.
REKTUM
Produk buangan yang mencapai bagian kolon sigmoid disebut fases. Sigmoid menyimpan fases beberapa saat sebelum defekasi. Dalam kondisi normal rectum tidak berisi feses sampai defekasi. Rectum dibangun oleh lipatan-lipatan jaringan vertical dan transversal. Setiap lipatan ventrikal berisi sebuah arteri dan lebih dari satu vena. Apabila masa feses atau gas bergerak ke dalam rectum untuk membuat dindingnya berdistensi, maka proses defekasi dimulai. Proses ini melibatkan kontrol volunter dan kontrol involunter. Sfingter interna adalah sebuah otot polos yang dipersarafi oleh system saraf otonom. Saat rectum mengalami distensi, saraf sensorik distimulasi dan membawa impuls-impuls yang menyebabkan relaksasi sfingter interna. Pada saat yang sama, impuls bergerak ke otak untuk menciptakan suatu kesadaran bahwa individu perlu melakukan defekasi. Saat sfingter interna relaksasi, sfingter eksterna juga relaksasi. Orang dewasa dan anak-anak yang telah menjalani toilet training dapat mengontrol sfingter eksternalnya secara volunter. Apabila waktu untuk defekasi tidak tepat, kontraksi otot levator ani membuat anus tertutup dan defekasi tertunda. Pada saat defekasi, sfingter eksterna berelaksasi. Tekanan untuk mengeluarkan feses dapat dilakukan dengan meningkatkan tekanan intraabdomen atau melakukan valsava maneuver.

Hormon Yang Terkait Dalam Kebutuhan Nutrisi

                                HORMON YANG TERKAIT DALAM KEBUTUHAN NUTRISI
               A.      Hormon Insulin
1.     Pengertian
Insulin adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan lemak untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan otot.

Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan menghambat pelepasan glukagon. Dengan pengecualian dari diabetes mellitus dan sindrom gangguan metabolisme Metabolik, insulin diberikan dalam tubuh dalam proporsi konstan untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah, yang sebaliknya akan menjadi racun. Ketika kadar glukosa darah turun di bawah tingkat tertentu, tubuh mulai menggunakan gula disimpan sebagai sumber energi melalui glikogenolisis, yang memecah glikogen yang tersimpan di hati dan otot menjadi glukosa, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Seperti tingkat adalahekanisme metabolisme pusat kontrol, statusnya juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu, memiliki beberapa efek anabolik lain di seluruh tubuh.

2.    Fungsi
Fungsi insulin yang mengikat  :
• Aktivitas hormon
• binding protein
• Proses metabolisme glukosa
• generasi metabolit prekursor dan energi
• respons fase-akut
• permukaan sel reseptor transduksi sinyal terkait
• sel-sel sinyal
• kematian sel
• glukosa transportasi
• negatif dari proses regulasi protein katabolik
• positif regulasi dari proses biosintesis oksida nitrat
• negatif regulasi vasodilatasi
• positif regulasi vasodilatasi
• alpha-beta sel T aktivasi
• regulasi sekresi protein
• positif regulasi sekresi sitokin
• positif regulasi nitrat oksida sintase kegiatan

3.    Mekanisme  kerja/ fisiologi
Mekanisme kerja insulin dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
a. Subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan molekul insulin.
b. Subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000 yang dominan di dalam sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi). Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas ataupun keduanya akan berpengaruh terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah fenomena dimana jumlah ikatan reseptor insulin jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik, contohnya pada keadaan adanya korsitol dalam jumlah berlebihan. Sebaiknya jika kadar insulin rendah, maka ikatan reseptor akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terlihat pada keadaan latihan fisik dan puasa
4.    Pengaturan  sekresi
Sekresi insulin terutama di atur oleh konsentrasi glukosa darah. akan tetapi asam amino darah dan faktor-faktor lain juga memengang peranan penting. seperti kita akan lihat.
Perangsang Sekresi Insulin Oleh Glukosa Darah.
Kadar glukosa darah normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml kecepatan sekresi insulin minumun. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat di atas 100 mg/100 ml darah, kecepatan sekresi insulin meningkat cepat mencapai puncaknya yaitu 10 sampai 20 kalitingkat basal konsentrasi glukosa darah antara 300 dan 400 ml,jadi peningkatan sekresi insulin akibat rangsangan glukosa adalah dramatis dalam kecepatan dan sangat tingginya kadar sekresi yang di capai. selanjutnya penghentian sekresi  insulin hampir sama cepat terjadi dalam beberapamenit setelah pengurangan konsentrasi glukosa darah kembali ke tingkat puasa.

5.    Kelainan sekresi/ efek
Jika disuntikkan dosis yang cukup besar dari insulin sintetis itu terjadi penurunan pada tingkat gula dalam tubuh-jadi, ia mulai mengganggu hipo-glicemic, yang ditandai dengan kelemahan total, kaki gemetar, kebocoran konsentrasi, berlebihan keringat. Itu mungkin memiliki efek hilangnya hati nurani yang dapat menyebabkan koma. Penelitian ini membuktikan bahwa dalam kasus administrasi yang benar dari insulin, dikombinasikan dengan hormon lain, meningkatkan perubahan energi pada hal itu mempercepat membangun kembali, itu adalah meningkatkan kapasitas asimilasi makanan dan nafsu makan.
Pada bentuk glicemic hipo-dimoderasi, dalam tubuh manusia berlangsung reaksi-defensif mengintensifkan dalam sekresi hormon tumbuh. Dalam beberapa kasus tingkat bisa meningkat hingga 5-7 kali dibandingkan dengan tingkat normal. Penggunaan steroid anabolik mengintensifkan aksi insulin sintetik: itu adalah sintesis matriks intensifyed protein, AND dan ARN. Ini adalah mempercepat tindakan siklus pentophosphatyc, di mana sintesis protein terjadi.
               B.    Hormon Glukagon
1.     Pengertian
Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, meningkatkan kadar glukosa darah.
Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati-seperti polimer rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki reseptor glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon, sel-sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis. Seperti toko-toko menjadi habis, glukagon kemudian mendorong hati untuk mensintesis glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled untuk glukoneogenesis.

2.    Fungsi

Fungsi molekul reseptor yang mengikat :

• Aktivitas hormon
• glukagon reseptor yang mengikat
Komponen seluler
• ekstraseluler wilayah
• ekstraseluler wilayah
• ruang ekstraseluler
• fraksi larut
• sitoplasma
• membran plasma
• membran plasma
Proses biologis
 • proses metabolisme cadangan energi
• sinyal transduksi
• G-protein reseptor ditambah protein signaling jalur
• G-protein signaling, ditambah dengan utusan cAMP kedua nukleotida
• perilaku makan
• proliferasi sel
• negatif pengaturan nafsu makan
• regulasi sekresi insulin
• seluler respon terhadap stimulus glukagon
3.    Mekanisme kerja/ fisiologi
berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin.
Hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah.
Glukagon memiliki efek yang berkebalikan dengan insulin. Insulin dikenal sebagai hormon yang menurunkan kadar glukosa darah.
Pankreas melepaskan glukagon bila kadar gula darah (glukosa) terlalu rendah. Glukagon menyebabkan hati mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa yang kemudian dilepaskan ke aliran darah.
Glukagon dan insulin merupakan bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah berada pada tingkatan yang stabil
4.     Pengaturan sekresi
Peningkatan sekresi glukagon disebabkan oleh:
    * Penurunan glukosa plasma (tidak langsung)
    * Peningkatan katekolamin - norepinefrin dan epinefrin
    * Asam amino plasma Peningkatan (untuk melindungi dari hipoglikemia
jika  semua protein-makanan dikonsumsi)
    * Sistem saraf simpatis
    * Asetilkolin
    * Cholecystokinin

Penurunan sekresi (penghambatan) dari glukagon disebabkan oleh:
    * Somatostatin
    * Insulin (melalui GABA)
    * Peningkatan asam lemak bebas dan asam keto ke dalam darah
    * Peningkatan produksi urea

5.    Kelainan sekresi/efek
Efeknya adalah berlawanan dari insulin, yang menurunkan kadar glukosa darah . Pankreas melepaskan glukagon ketika gula darah (glukosa) tingkat jatuh terlalu rendah. Glukagon menyebabkan hati untuk mengubah glikogen yang disimpan menjadi glukosa, yang dilepaskan ke dalam aliran darah. Kadar glukosa darah yang tinggi merangsang pelepasan insulin. Insulin memungkinkan glukosa yang akan diambil dan digunakan oleh jaringan tergantung insulin. Jadi, glukagon dan insulin adalah bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah pada tingkat yang stabil. Glukagon milik keluarga beberapa hormon lain yang terkait.
               C.    Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)
1.     Pengertian
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.

Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral kelenjar hipofisis anterior. Somatotropin (STH) mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi secara alami dalam hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan.
2.    Fungsi
Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.

3.    Mekanisme kerja/fisiologi
Hormon pertumbuhan manusia (HGH) adalah hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah kelenjar pituitary.
HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1 (insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran mengapa seseorang pada usia muda yang dimana produksi HGH-nya masih banyak, mereka lebih tahan terhadap serangan penyakit dan hampir tidak dijumpai adanya penyakit-penyakit yang biasa ditemukan pada orang yang sudah berumur cukup tua.

Hormon Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Pada umur 60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika dibandingkan dengan usia 21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya adalah factor pola hidup yang tidak sehat.
Ramuan alami yang berfungsi untuk merangsang Kelenjar Pituitary agar terus memproduksi Hormon Pertumbuhan, sehingga terjadi perbaikan system metabolisme tubuh, regenerasi sel, maka akan terjadi Pembalikan Usia Biologis serta juga meningkatkan aktivitas seksual serta stamina, dan juga meningkatkan kekebalan tubuh. KANDUNGAN MELIA BIYANG
1.         Kolustrum (susu awal)
2.        Vitamin B Kompleks
3.        Asam Amino
4.        Calsium

4.    Pengaturan sekresi
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF - growth hormone releasing factor) yg merangsang sekresi hormon pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH -growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat sekresi beberapa hormon antara lain hormon pertumbuhan. Dg demikian hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam pengaturan hormon ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan 1-2 ng/mt, sedangkan pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapal 8 ng/ml. Kadar Ini selalu meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa kadar hormon pertumbuhan meningkat terutama hanya waktu tidur; sedangkan pada remaja juga meningkat waktu bangun. Kadar pada anak dan remaja lebih tinggi dibanding kadar pada dewasa. Pada anak, hipoglikemia merupakan perangsang yg kuat shg menyebabkan kadar hormon pertumbuhan meningkat. Pada hipoglikemia karena insulin misalnya, kadar hormon pertumbuhan dpt mencapai 50 ng/ml.
Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan perangsangan (stimulus) fisiologis utk meningkatkan sekresi hormon ini.
Sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan dpt ditekan dg pemberian agonis dopamin.  Dopamin  diketahui  merangsang  sekresi hormon pertumbuhan pada orang normal, tetapi pada akromegali dopamin justru menghambat sekresi hormon tsb. Bromokriptin, suatu agonis dopamin derivat ergot, dipakai utk menekan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita tumor hipofisis. Efek bromokriptin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormon dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang. Sekresj hormon pertumbuhan kembali berlebihan setelah pemberian bromokriptin dihentikan. Bromokriptin juga menekan sekresi prolaktin yg berlebihan yg terjadi pada tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin dan  metergolin,  antagonis  adrenergik misalnya fentolamin, juga dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak konsisten. Somatostatin meskipun dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak digunakan utk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi hormon-hormon lain.

5.    Kelainan sekresi/efek
Ada 2 efek yang mempengaruhi :
1.       Efek langsung adalah hasil dari hormon pertumbuhan yang mengikat reseptor pada sel target. Sel-sel lemak (adiposit), misalnya, memiliki reseptor hormon pertumbuhan, dan hormon pertumbuhan merangsang mereka untuk memecah trigliserida dan menekan kemampuan mereka untuk mengambil dan mengumpulkan beredar lipid.

2.      Efek tidak langsung yang dimediasi terutama oleh insulin-seperti faktor pertumbuhan-I (IGF-I), suatu hormon yang disekresikan dari hati dan jaringan lain sebagai respon terhadap hormon pertumbuhan. Mayoritas pertumbuhan mempromosikan efek dari hormon pertumbuhan sebenarnya karena IGF-I yang bekerja pada sel target.            
               D.   Hormon Tiroksin (Thyroxine)
1.     Pengertian
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Ini mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan juga membantu mengatur metabolisme tubuh.

Tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid dengan cara yang sangat kompleks. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah rendah, hipotalamus otak (bagian dari otak yang mengatur fungsi tubuh) menghasilkan hormon thyrotropin-releasing. Hal ini merangsang kelenjar pituitary untuk menghasilkan Thyrotropin. Thyrotropin adalah hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah tinggi, hipotalamus melepaskan hormon yang menghambat produksi TSH.
2.    Fungsi
Fungsi hormone tiroksin yaitu mengatur pertukaran zat (metabolisme) di dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara mental.
3.    Mekanisme kerja/ fisiologi
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang 
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang
dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
4.    Pengaturan sekresi
·  Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
·  Protein membawa hormone ke dalam inti sel
·  Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
·  Hormon berinteraksi secara bolak – balik dengan AND pada kromosom
·  Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
·  mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada robosom. Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah
5.    Kelainan sekresi/ efek
Pengelolaan kelainan kelenjar tiroid dilakukan dengan melakukanuji kadar hormon TSH dan tiroksin bebas, didasari atas patofisiologi yangterjadi, sehingga akan didapatkan pengelolaan menyeluruh.Diagnosis dari penyakit tiroid telah banyak disederhanakan dengandikembangkannya assay yang peka untuk TSH dan tiroksin bebas. Suatu peningkatan TSH dan tiroksin bebas yang rendah menetapkan diagnosis darihipotiroidisme, dan TSH yang tersupresi dan FT

yang meningkatmenetapkan diagnosis dari hipertiroidisme

               E.    Hormon Kortisol (Cortisol)
1.     Pengertian
Kortisol (hidrokortison) adalah hormon steroid, lebih khusus glukokortikoid, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal .
Hal ini dirilis dalam respon terhadap stres dan tingkat rendah glukokortikoid darah.

2.    Fungsi
Fungsi utama dalam tubuh :
    * Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis
    * Menekan sistem kekebalan tubuh
    * Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
3.    Mekanisme kerja/fisiologi
4.    Pengaturan sekresi
5.    Kelainan sekresi/efek
               F.    Hormon SS somatostatin
1.      Pengetian
Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan hormon pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah.
2.      Fungsi
3.      Mekanisme kerja/fisiologi
4.      Pengaturan sekresi
5.      Kelainan sekresi / efek
·         Efek pada kelenjar hipofisis
Somatostatin bernama untuk efek menghambat sekresi hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari. Eksperimental, semua rangsangan yang dikenal untuk sekresi hormon pertumbuhan yang ditekan oleh administrasi somatostatin
·         Efek pada Pankrea
memiliki efek dalam sekresi eksokrin pankreas menekan, menghambat enzim oleh sekresi cholecystokinin-dirangsang dan secretin-dirangsang sekresi bikarbonat
·         Efek pada saluran pencernaan
Somatostatin disekresikan oleh sel-sel epitel tersebar di GI, dan oleh neuron dalam sistem saraf enterik. Ini telah ditunjukkan untuk menghambat sekresi dari banyak hormon GI lain, termasuk gastrin, cholecystokinin, secretin dan peptida usus vasoaktif. Selain efek langsung menghambat sekresi hormon GI lainnya, somatostatin memiliki berbagai efek penghambatan lain pada saluran pencernaan, yang mungkin mencerminkan efek pada hormon lainnya, ditambah beberapa efek langsung tambahan. Somatostatin menekan sekresi asam lambung dan pepsin, menurunkan laju pengosongan lambung, dan mengurangi kontraksi otot polos dan aliran darah di dalam usus. Secara kolektif, kegiatan ini tampaknya memiliki efek keseluruhan penurunan tingkat penyerapan gizi.
·         Efek pada Sistem Saraf
Somatostatin sering disebut sebagai memiliki aktivitas neuromodulatory dalam sistim saraf pusat, dan tampaknya memiliki berbagai efek kompleks pada transmisi saraf.Somatostatin dan analog sintetik yang digunakan secara klinis untuk mengobati berbagai neoplasma. Hal ini juga digunakan dalam untuk mengobati gigantisme dan akromegali, karena kemampuannya untuk menghambat sekresi hormon pertumbuhan.

               G.  Hormon Epinefrin/ Norepinefrin
1.     Pengertian
Norepinefrin (INN) (disingkat norepi atau NE) adalah nama AS untuk noradrenalin (BAN) (disingkat NA atau NAD), sebuah katekolamin dengan peran ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai noradrenergik. Noradrenalin istilah (dari bahasa Latin) dan norepinefrin (berasal dari bahasa Yunani) yang dipertukarkan, dengan noradrenalin menjadi nama umum di sebagian besar dunia.
2.    Fungsi
a.  sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang mempengaruhi jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik meningkatkan laju kontraksi
b.   Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti amigdala, di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan
c.   Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui α-adrenergik reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang mengakibatkan penurunan denyut jantung

3.    Mekanisme kerja/ fisiologi
·  Mengurangi kecepatan absorbsi dari anestesi lokal sehingga reaksi toksis yang serius oleh karena kadar maximum obat anestesi lokal di dalam darah yang sangat tinggi dapat dicegah.
·  Menyebabkan penyerapan obat anestesi lokal terjadi secara perlahan,hal ini dapat memperpanjang masa kerja anestesi lokal dan juga dapat meningkatkan frekuensi keberhasilan blokade saraf.
·  Menghentikan perdarahan kapiler akibat pembedahan
4.    Pengaturan sekresi
Epinefrin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Dapat meningkat dalan keadaan dimana individu tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Pengeluaran yang bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk melawan shok yang disebabkan oleh situasi darurat.
Sekresi hormon ini terjadi dengan meningkatan kerja sistem pernafasan yang mengakibatkan paru-paru bekerja ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga peredaran darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot hingga ke otak, dan peningkatan tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik mencapai 300% melebihi batas normal. Akibatnya, bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat juga akan meningkat dengan cepat. Aliran darah di kulit akan berkurang untuk dialihkan ke organ lain yang lebih penting sehingga orang-orang yang menghadapi stress biasanya gampang berkeringat, dimana dalam pengertian awam sering disebut keringat dingin. Sekresi ini menaikkan konsentrasi gula darah dengan menaikkan kecepatan glikogenolisis di dalam liver. Rangsangan sekresi epinefrin bisa berupa stres fisik atau emosional yang bersifat neurogenik

5.    Kelainan sekresi / efek
hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi detak jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.
hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi detak jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.